Senin, 29 Desember 2014

22

Bismillahirrohmanirrohim..

I'm feeling 22.

Sudah sebanyak apakah kebaikan yang kamu perbuat untuk umat dan dirimu sendiri?

Sesak sekali rasanya kalau mengingat (aku ini udah 22). hehehe

Ya Allah, rasanya, masih sedikit sekali manfaat yang bisa aku berikan untuk agamaku. Bahkan untuk membela agama yang Rasul-Mu ajarkan pun, aku masih lemah. Sangat lemah.

Ya.
Tahun ini, aku yang memilih tetap berada diantara mereka, dengan harapan supaya setidaknya aku mampu menjadi cahaya. Tapi nyatanya, sedikit demi sedikit aku terbakar.

Kalau saja aku 100% berada disini terus, mungkin aku sudah habis membakar diriku sendiri.

Beruntung Engkau masih menyayangiku dengan tetap memberikanku akses pada kebaikan. Masih mengizinkanku berada di sekeliling orang - orang yang lebih sholeh dariku.
Setidaknya, menatap mereka membuatku iri bahwa betapa sedikitnya aku mensyukuri nikmatMu dengan mendekat kepadaMu.

Dari sekian banyak pelajaran dari 21 menuju 22 kali ini, aku banyak belajar bagaimana menyampaikan tanpa menyakiti.
Bagaimana perasaan dan pendapat orang lain mengenai aturan yang ada pada islam.
Bagaimana komentar mereka pribadi tentang sebuah aturan islam.
Dan bagaimana aku harus cerdas untuk menyampaikan dan meluruskan tanpa aku menyakiti dan mematahkan pendapatnya tanpa memberikan mereka kesempatan untuk berfikir dan merasa.

Dan dari sekian jauh perjalananku sampai ke usia ini, aku pun merasa bahwa memang ada kesalahan yang harus segera diperbaiki.
Sebuah kesalahan yang harus segera dihapuskan agar aku mampu menjadi hambaMu yang lebih baik.

Ah, semoga di tahun ini, aku bisa memperbaiki seluruh kesalahanku, menutupnya dan menjadi lebih baik kedepannya.

Tidak terasa, tidak terasa sama sekali bahwa sudah sejauh ini berjalan. Dan sudah sebanyak apa manfaat yang kutinggalkan dibelakang.

Aku senang dan sangat bersyukur atas segala karuniaMu hingga usia 22 ini.

Aku banyak belajar, banyak mendapat teman baru, banyak mendapat pelajaran baru yang pastinya tidak akan kudapatkan tanpa IzinMu.

Ah Allah,
Tidak tau harus bagaimana,
Tapi,
Aku Bahagia..
Bahagia sekali..

Terima kasih untuk kebaikanMu pada keluargaku, selalu menyehatkan ibuku. Juga memberikan ibuku kepercayaan lebih banyak untuk menyalurkan ilmunya sebagai guru. Terima kasih karena selalu memudahkan usaha dan rezeki yang Ayahku berikan untuk keluargaku.

Semua ini takkan ada tanpaMu.

Allah, kalau aku harus menuliskan semua kebaikanMu, nampaknya, ratusan halaman pada blog ini pun masih terlalu sedikit untuk menggambarkan betapa bersyukurnya aku atas karuniaMu.

Pada akhirnya,

Aku hanya memohon kebaikan dan keberkahan usiaku pada Allah. Semoga bisa selalu mendekat kepadaNya dan selalu didekatkan kepadaNya.
Aamiin..

Jikapun ada sebuah kebaikan, berikan juga pahala kepada ibu dan ayahku yang senantiasa mendo'akan dan mengusahakan yang terbaik untukku :')
Publisher: FK - 15.30
, ,

Ada yang salah dengan jenggot?

Bismillahirrahmanirrahim..

Yes. Lagi pada rame masalah jenggot seorang artis yang kata fans-nya beliau jadi mirip Nurdin M. Top.

Astaghfirullahaladzim.

Ada apakah dengan jenggot?
Kenapa kayaknya kalau ada seorang muslim, jenggotan, kesannya tuh jelek banget?
Kenapa?
Kenapa?
Apa karena kurang pantes?
Apa mirip terorris?
Silahkan kasih pendapat disini yang suka komen macam gitu.

Ada apakah dengan jenggot?

Apakah jengggot pernah menyakiti anda (merebut hak anda untuk hidup) secara langsung (jenggotnya gerak - gerak ninggalin majikannya a.k.a jenggotnya hidup) ?
Apakah segitunya?

Enggak kan?
Terus kenapa?

Sejujurnya, saya makin nggak ngerti dengan pemikiran sedikit dari orang - orang di negeri ini. Ada orang menjalankan sunnah, dikomentari habis - habisan. Ada orang mengajak kebenaran, dicaci maki habis - habisan.

Memang pada dasarnya, kami atau siapapun yang ingin berusaha *setidaknya* mendekatkan diri kepada pencipta kami bukanlah orang yang 100% suci dari dosa.
Dan bukan orang yang mungkin pantas mengemban tugas dakwah Rosulullah yang harus tetap disampaikan hingga akhir nafas kami.

Kami tau, mungkin, anda sekalian "pernah" melihat atau tau salah satu sikap buruk kami yang belum kami ubah.
Mungkin anda sekalian pernah merasakan sakit hati karena sahabat kami yang juga berpenampilan seperti kami, tapi kelakuannya tidak sesuai dengan yang kalian harapkan.

Oleh karena itulah, mohon dibedakan hal yang merupakan kesalahan kami dan bukan kesalahan kami.

Sunnah berjenggot adalah anjuran. Karena menurut Rosulullah, tuntunan kami, itulah yang membedakan laki - laki dan perempuan.

Jadi apakah jenggot bersalah? Karena berjenggot otomatis kami terorris gitu? ENGGAK!

Banyak artis hollywood yang beberapa dari kalian meng-gila-i-nya pun memiliki jenggot. Tapi kenapa kalian sedikit sekali yang berkomentar? Justru kadang komentarnya positif.

Apa karena pantas?

Lantas, kenapa giliran yang muslim, berjenggot, dikomentarinnya pedas - pedas? Padahal secara kepantasan, harusnya seorang muslim lebih pantas karena mengikuti sunnah Rosulnya.

Ayolah.
Sudah saatnya bukan lagi mengomentari apa yang ada di penampilan luar seseorang.

Toh kalian - kalian pun sering menyuarakan "Jangan lihat jeruk dari kulitnya", "Jangan lihat buku hanya dari covernya".
Iya kan?
Sok weh pikir!
Gimana kalau misalnya kalian lagi jalan, menurut kalian, kalian cantik - cantik aja, keren - keren aja. Tapi tiba - tiba ada orang, nggak kenal, cuma numpang lewat bilang ke kalian "Ih jelek banget mukanya/bajunya/gayanya"
Apa yang akan kalian bilang?

"Gaya - gaya saya, muka - muka saya, urusan saya, ngapain kamu ngurusin urusan orang lain"
Gitu kan?

So, daripada kita harus ripuh ketika orang lain balas berkomentar nggak enak ke kita, mari kita belajar lebih menghargai orang lain.

Kalau katanya negara kita negara demokrasi, semua orang bebas berpendapat, berarti semua orang juga bebas mengekspresikan dirinya sesuai keinginannya.

Kalau katanya toleransi terhadap yang berlainan agama harus bagus, jangan lupa toleransi dengan yang se-agama dengan kita.

Kita tau ada 4 mahzab berbeda yang dianut indonesia. Kita pun harus saling menghargai perbedaan pendapat para pengikutnya.

Belajarlah toleransi dari para ulama - ulama mahzab yang saling menghargai tanpa saling menyakiti.

Sudah ada musuh "nyata" yang harus kita perangi. 

Mohon maaf bila ada kesalahan kata dalam penulisan maupun penuturan.

Wassalamu'alaikum.



Source gambar : http://www.al-jamaah.com/wp-content/uploads/2012/12/janggut-753x1024.jpg
Publisher: FK - 14.23

Rabu, 10 Desember 2014

random.

Bismillahirrohmanirrohim..

Sebenernya ini posting tentang kebingungan gak penting saya.
So..
Siapapun yang baca, anggap aja saya nge-heureuyan batur.
Jadi ga usah diambil hati atau dimasukkan hati terlalu dalam.
Nanti jatuh, sakit.
Nanti saya yang dosa kalau pada sakit gara - gara baca tulisan saya.

Saya Kenapa?

Ya gitu..

  1. Pengennya kalau saya message itu kagak dicuekin.
  2. Message dibalas (alhamdulillah)
  3. Awalnya seru gitu kan, cerita naon wae
  4. Terus makin lama makin singkat
Dan secara kebetulan saya message hampir ke beberapa sosial media. Karena saya pikir mungkin "dia" yang saya ajak chatting lagi online di sosial media lain.
Tapi ternyata enggak juga.

Jadi yaudah.
Berharap dibalas salah satunya aja.

Ternyata semua message saya dibalas di semua sosial media.

Dan.

"DEG"!

Yang saya rasakan adalah "ada apa ya? tumben dia rajin pisan online di semua sosial media, dia chatting ama siapa aja".

Dan ngerasanya itu kayak orang gimana banget gitu. Hahaha

Dan saya akui itu lebay yang enggak banget dan nggak perlu banget ditanggapi.

Sebenernya sih yang bikin kepala saya pusing sendiri adalah bahwa saya mungkin tidak bisa menerima kenyataan bahwa mengobrol dengan saya bisa jadi membosankan. Dan kenyataan bahwa sosial media banyak pisan mudhorotnya dan udah terlalu banyak kasus perselingkuhan dari sosial media.

Dan saya pun merasa bodoh karena saya juga masih menggunakan sosial media dan hampir semua sosial media anak gaul masa kini saya punya akun dengan nama saya.

Ironis kan?

Ditambah saya memang pernah mengalami hal buruk di sosial media. Entah menjadi korban maupun tersangka yang nggak baik - baik. Hahahaha

Ditambah bahwa percakapan di sosial media yang menurut orang lain adalah biasa aja. Menurut saya itu agak memancing atau agak mendayu atau agak lebay. 
Entah karena kalau saya baca, saya juga praktekkan dengan gaya bicara orang yang diajak chatting. Maupun saya improvisasi dengan style saya sendiri dari sisi saya sebagai perempuan yang juga punya sifat manja.

Yeah.

Tapi saya coba berfikiran positif aja.

Siapa tau ke-random-an dan ke-bingung-an saya sekarang, lagi masuk fase awal buat Allah ngasih hidayah ke saya biar lebih bener lagi. Biar jadi qolbun salim. Biar jadi hamba yang lebih baik dan lebih patuh. Jadi perempuan yang lebih baik dan lebih kalem.

Saya sih nggak capek menggunakan otak saya untuk berfikir.

Karena memang Allah menciptakan Alam dan seisinya (lengkap dengan konflik - konfliknya) supaya kita berfikir.

Allah menurunkan ayat - ayat qauliyah-Nya serta ayat - ayat kauniyah-Nya.
Dan mungkin, segala kebingungan dan ketidak jelasan saya pada tulisan ini dan yang saya rasakan setiap harinya, adalah salah satu bentuk penyampaian ayat kauniyah Allah kepada saya.

Kalau Allah mau memberikan hidayah kepada seseorang, toh tidak ada yang bisa menahannya. Begitupun sebaliknya. Jika Allah hendak memberikan adzab kepada seseorang, tidak ada yang bisa menahannya.

Masih berusaha pelan - pelan untuk mundur dari hal - hal yang nggak baik.

Saya tau, kalau memang mau berubah, memang harus ada hentakan keras. Tapi setelah belajar dari apa - apa yang sudah dialami. Tidak selalu ada hentakan yang membuat kita mau sadar. Tapi belajar, mendalami, mencari arti, pelan - pelan bisa menjadi jalan kebaikan.

Dan saya yakin, siapapun yang ingin lebih baik, Allah tidak pelit menghitung prosesnya :D
Publisher: FK - 16.24

Selasa, 09 Desember 2014

I'm not a sniper

Sebenarnya bukan karena saya coba cari - cari alasan untuk tidak suka.
Lebih kepada, saya kurang sreg kalau ada perempuan yang agak lumayan "sok" dekat - kemudian mendekat.
Meskipun sebenarnya lebih kepada, saya nggak suka diabaikan karena orang lain. Haha

Tapi da..
Ah,
Kalian tau sendiri.
Hati perempuan suka tak tentu.

Ada beda dikit aja suka protes.
Ada ngerasa ke siapa beda ke siapa beda lagi aja pundung.
Ada yang lebih cantik, terus mendekat, minta tolong, langsung ribut - ribut nggak jelas.

Entahlah.

Yang baca tulisan ini pun pasti nggak ngerti gimana isi pikiran si perempuan. Dan lebih tepatnya isi pikiran si penulis yang kebetulan perempuan juga.

Tapi da gimana?
Di kehidupan siang-nya, dikelilingi oleh laki - laki single tukang bodor yang emang selalu guyon untuk "cari pasangan lagi". Ditambah lagi selalu disuguhin pemandangan ganjil yang nggak boleh diceritakan.

Bukan!
Bukan lagi galau gara - gara laki - laki.
Cuma lagi bingung harus kayak gimana berada di lingkungan yang memang mempengaruhi dan menurunkan sedikit kepercayaan saya kepada laki - laki. Baik itu masih single maupun sudah berkeluarga.

Yes, kita memang nggak bisa mengeneralisasi bahwa "semua laki - laki" itu sama. Karena kenyataannya, mereka memang diciptakan beragam. Kalaupun generalisasi, hanya mengeneralisasi kecenderungan yang sama.
Yes! Sama - sama mampu dibutakan oleh perempuan.

Dan pada akhirnya, tulisan saya sendiri bikin saya musti banyak - banyak ngaca. Lebih kepada "kamu teh udah jadi perempuan yang baik belum sih? Kamu ripuh mikiran laki - laki macam gimana, kamunya sendiri nggak berusaha jadi perempuan baik yang pantes dapat laki - laki baik".

Yeah.
Saya memang bukan orang yang pandai untuk memberikan solusi jitu yang sekali tembak langsung selesai.
Macam sniper handal yang sekali tembak bisa langsung membunuh lawan.

Da saya mah cuma bisa ngasih solusi terbaik dengan kondisi tertentu. Yang tentunya kalau kondisinya berubah, solusinya pun berubah. Lebih mirip senapan serbu lainnya yang mampu adaptasi terhadap perubahan kondisi. Kayak AK-47 misalnya atau Steyr AUG sekalian :D
Publisher: FK - 16.41

So?

Bagaimana kalau ada seorang laki - laki, sudah menikah, lalu ada perempuan yang selalu disampingnya (yang bukan istrinya) yaitu rekan kerjanya atau anak buahnya, kerapkali berbicara dengan nada manja. Saat orang lain saling memanggil dengan sapaan hormat (Bapak), beliau memanggil dengan sapaan seorang adik ke kakak.?

Dalam sudut pandang saya sebagai seorang perempuan, yang membuat saya sendiri risih adalah sikap perempuan kepada laki - laki. Terlepas bagaimanapun si laki - laki menanggapinya.

Sejujurnya, saya gampang nggak suka sama seorang perempuan. Apalagi kalau gaya bicaranya tidak lugas dan cenderung manja (manja maksudnya mendayu - dayukan suara,  kata - kata atau memohon - mohon).

Meskipun itu bukan berarti rayuan, tapi kadang, saya merasa telinga saya sakit mendengarnya. Meskipun saya tidak ada hubungan apa - apa dan tidak tau apa - apa. Meskipun saya cuma tau keadaan bahwa si laki - laki bukanlah seorang yang masih single.

Yah.
Saya pun sadar, bahwa posisi saya juga adalah perempuan. Dan selalu ada kemungkinan bahwa mungkin tanpa sadar, diri saya sendiri adalah sosok yang saya benci.

Kadang saya marah pada diri saya sendiri ketika saya harus berada diantara para laki - laki, dan saya sampai harus memaksa sedikit agar mendapat sebuah pertolongan.

Tau rasanya?
Saya ingin tampar diri saya sendiri. Ingin menghancurkan cermin yang selalu buat saya merasa diri saya itu indah dan baik.

Siapa yang tau kan? Kalau dibalik paksaan saya, ternyata ada yang cemburu.
Siapa yang tau kan? dibalik permintaan tolong saya ada yang cemburu.
Siapa yang tau kan? Dibalik percakapan yang menurut saya biasa, ternyata ada yang cemburu sampai mungkin beliau memohon kepada Allah untuk meringankan sakitnya, hingga mungkin sakitnya Allah limpahkan kepada saya supaya saya mampu merasa.

Saya sendiri pun masih terkotakkan bahwa pasti akan sulit mendapatkan profesionalitas antara laki - laki dan perempuan jika tidak ada batas.

Dan setiap laki - laki pun, sikapnya akan merasa biasa aja karena tidak ada apa - apa. Merasa menolong tidak ada salahnya.

Memang. Tidak ada salahnya. Tapi, ada celahnya.
Tidak ada perempuan yang bisa benar - benar 100% tidak cemburu.
Bahkan yang sudah rela di poligami-pun, pasti merasakan rasacemburu.

So, please!
Siapapun, kalau tau saya mulai maksa nggak jelas, mulai manja nggak jelas, mulai mendayu - dayukan suara saya dihadapan laki - laki manapun, ingetin saya!
Masalah akan saya dengar atau tidaknya, itu adalah urusan saya. Yang penting kalian telah menggugurkan kewajiban kalian untuk mengingatkan saya.

Tulisan random sore - sore gara2 liat pemandangan yang.. ehem..
Publisher: FK - 16.08

Kamis, 27 November 2014