Tampilkan postingan dengan label tausiyah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tausiyah. Tampilkan semua postingan

Selasa, 01 Februari 2011

,

Saatnya kita perlu bersyukur




ALLOHUMMA KAMAA HASSANTA KHOLQII FAHASSIN KHULUQII

"Ya Allah, sebagaimana Engkau telah memperindah rupaku, perindahlah pula budi pekertiku."

Keinget do'a yang maknanya subhanallah banget..>.< http://www.smileycodes.info
Yups.. do'a ketika kita bercermin..
Tentang rupa kita yang telah Allah perindah, dan harapan kita agar Allah juga memperindah akhlak kita..
Sesuai dengan kata - kata Allah di surat At-Tin ayat 4
"
Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik - baiknya"

Yups..yups..http://www.smileycodes.info
dari situlah kita harusnya bisa bersyukur..
Bahwa Allah menciptakan kita dengan penuh perhitungan, dan sebaik - baiknya kita dimata Allah..
lantas apa yang kurang??
hmm.. bukankah terbaik dimata Allah adalah yang TERBAIK..??http://www.smileycodes.info

Saatnya mulai memperbaiki diri kita dengan lebih bersyukur pada Allah..
yukk..
bareng - bareng..
kita bersyukur mulai dari hal terkecil..

Apa gunanya kalau baik dimata manusia, tapi buruk di mata Allah??
Iya gak??
repot - repot operasi plastik untuk mempercantik/ mempermak diri (ex : hidung dimancungin, suntik silikon buat payudara *girls only, etc)..
Dengan biaya yang "MAHAL" dan hasil yang "belum tentu berhasil" dan tentunya "DOSA"
sebelum oplas, muka di corat coret dulu
ini versi gagalnya.. Astaghfirullah.. kasian yaa..
http://www.smileycodes.info

ini versi berhasil'nya.. cantik sii.. tapi, cantik pisau.. hiks.. gak tega..
http://www.smileycodes.info

padahal dari setiap kekurangan yang ada, Allah menyisipkan begitu banyak kebaikan..
semuanya "Balanced"

Yuk..
sama - sama, kita banyakin bersyukur..
Allah telah memperindah rupa kita..
Allah telah memperindah penciptaan kita ..
Allah telah memberikan kita banyak kelebihan, yang belum tentu dimiliki orang lain..
Caranya :
"Berusaha supaya semua yang Allah berikan gak sia - sia"
Rupa yang baik akan semakin baik jika dibarengi dengan akhlak yang baik..
Kita lihat nabi - nabi kita..

  • Nabi Yusuf Alaihis salam :

Siapa yang gak tau nabi yang paling tampan..?? dia diberi anugerah ketampanan oleh Allah dan ia tetap beriman pada Allah.. akhlaknya pun mulia.. dan karena takutnya ia pada Allah, ia berani menolak ajakan Zulaikha. Sungguh akhlak yang mulia bukan??

  • Nabi kita, Rasul kita, Kekasih kita Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wasallam

Manusia paling sempurna yang Allah ciptakan. Siapa bilang wajah Rasulullah tidak rupawan? dari buku Sirah Nabawiyah, salah satu riwayatnya :
Abu Hurairah mengatakan bahwa Muhammad sangatlah rupawan, seperti dibentuk dari perak. Rambutnya cenderung berombak dan Abu Hurairah belum pernah melihat orang yang lebih baik dari dan lebih tampan dari Muhammad, rona mukanya secemerlang matahari dan tidak pernah melihat orang yang secepatnya. Seolah-olah tanah digulung oleh langkah-langkah Muhammad jika sedang berjalan. Dikatakan jika Abu Hurairah dan yang lainnya berusaha mengimbangi jalannya Muhammad dan nampak ia seperti berjalan santai saja.

Selain rupawan, beliau juga berakhlak mulia..
Selama menjadi orang terdekat, Zaid bin Haritsah berkata Nabi tidak pernah marah kepada pembantu2nya. Tidak pernah berkata kasar. Bila menyuruh selalu dengan kata2 lembut. Bila yang disuruh tidak menjalankan perintahnya beliau diam saja dan tidak marah. "biarkan dia, bila dia sanggup mengerjakannya, pastilah dia akan melaksanakannya" kata beliau.
Subhanallah
Allahu Akbar

setuju kan, kalau Rupa yang baik akan semakin baik dengan Akhlak yang baik pula??

Gak perlu lah, kita repot - repot dan capek - capek ke dokter kecantikan atau ketampanan cuma buat melakukan operasi plastik..
hehe

ga bosan - bosannya saya mengajak untuk terus bersyukur..
"Alhamdulillahirobbilalamin"
"Alhamdulillahirobbilalamin"
"Alhamdulillahirobbilalamin"
Semoga Allah selalu menunjukkan jalan-Nya yang terbaik untuk kita..
dan semoga Allah mengukuhkan ukhuwah kita..
amiiiinnnn..

Ya Allah,
Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta padaMu,
telah berjumpa dalam taat padaMu,
telah bersatu dalam dakwah padaMu,
telah berpadu dalam membela syari’atMu.
Kukuhkanlah, ya Allah, ikatannya.
Kekalkanlah cintanya. Tunjukilah jalan-jalannya.
Penuhilah hati-hati ini dengan nur cahayaMu yang tiada pernah pudar.
Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepadaMu dan keindahan bertawakkal kepadaMu.
Nyalakanlah hati kami dengan berma’rifat padaMu.
Matikanlah kami dalam syahid di jalanMu.
Sesungguhnya Engkaulah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong.
Ya Allah. Amin. Sampaikanlah kesejahteraan, ya Allah, pada junjungan kami, Muhammad,
keluarga dan sahabat-sahabatnya dan limpahkanlah kepada mereka keselamatan.

**Cinta..cinta..cinta.. Untuk kalian semua..(0_0)..http://www.smileycodes.info

Publisher: FK - 09.33

Sabtu, 11 Desember 2010

,

kita punya..dan Allah punya..

Kita punya "Banyak jalan menuju roma"
"Banyak cara menggapai cita - cita"
Allah punya
"Banyak cara menegur hambanya"
"Banyak cara memanjakan hambanya"
"Banyak cara mengingatkan hambanya"
"Banyak cara menyayangi hambanya"
"Banyak cara mengadili hambanya"
"Banyak cara menguji hambanya"
"Banyak cara menghadiahi hambanya"
"Banyak cara menepati janji-Nya"

Allah juga punya "Banyak jalan menuju surga"
tinggal kau pilih cara yang mana yang kau suka dan kau inginkan..
sama hal'nya dengan analogi "banyak jalan menuju roma" dan "banyak cara menggapai cita - cita


Publisher: FK - 00.27

Senin, 28 Juni 2010

, ,

Detik-detik dipanggilnya kekasih Allah..

Assalamu'alaikum ...
diamanahin sama temen untuk menyebarkan ini..
meskipun mungkin repost..
tapi..
biarlahh..

************************************************

Detik-detik Sakaratul Maut Rasulullah SAW
Bismillah...
Teman2 mohon dibaca dengan hati....agar lebih bermakna....

Inilah bukti cinta yang sebenar-benarnya tentang cinta, yang telah dicontohkan Allah SWT melalui kehidupan Rasul-Nya. Pagi itu, meski langit mulai menguning di ufuk timur, burung-burung gurun enggan mengepakkan sayapnya.

Rasulullah dengan suara lemah memberikan kutbah terakhirnya, “Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua perkara pada kalian, al-Qur’an dan sunnahku. Barang siapa mencintai sunnahku, bererti mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan masuk syurga bersama-sama aku.”

Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasul yang tenang menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya.Usman menghela nafas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. “Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba. Rasulullah akan meninggalkan kita semua,” keluh hati semua sahabat kala itu.

Manusia tercinta itu, hampir selesai menunaikan tugasnya di dunia. Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan cergas menangkap Rasulullah yang berkeadaan lemah dan goyah ketika turun dari mimbar. Di saat itu, kalau mampu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu. Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam.

“Bolehkah saya masuk?” tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk.

“Maafkanlah, ayahku sedang demam,” kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah.

“Siapakah itu wahai anakku?”
“Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,” tutur Fatimah lembut.

Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.

“Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malakul maut,” kata Rasulullah.

Fatimah menahan ledakkan tangisnya.

Malaikat maut telah datang menghampiri. Rasulullah pun menanyakan kenapa Jibril tidak menyertainya. Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.

“Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?” tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah.

“Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu,” kata Jibril.

Tapi, semua penjelasan Jibril itu tidak membuat Rasul lega, matanya masih penuh kecemasan dan tanda tanya.

“Engkau tidak senang mendengar kabar ini?” tanya Jibril lagi.

“Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak, sepeninggalanku?”

“Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: ‘Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya,” kata Jibril meyakinkan.

Detik-detik kian dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan-lahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.

“Jibril, betapa sakitnya, sakaratul maut ini.” Perlahan terdengar desisan suara Rasulullah mengaduh.

Fatimah hanya mampu memejamkan matanya. Sementara Ali yang duduk di sampingnya hanya menundukan kepalanya semakin dalam. Jibril pun memalingkan muka.

“Jijikkah engkau melihatku, hingga engkau palingkan wajahmu Jibril?” tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.

“Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal,” kata Jibril sambil terus berpaling.

Sedetik kemudian terdengar Rasulullah memekik kerana sakit yang tidak tertahankan lagi.

“Ya Allah, dahsyat sekali maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku,” pinta Rasul pada Allah.

Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu. Ali pun segera mendekatkan telinganya.

“Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku, peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu.”

************************************************


Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.

“Ummatii, ummatii, ummatiii?” Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran kemuliaan itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa baarik wa salim ‘alaihi.

Subhanallah...betapa cintanya Rasullullah pada kita sebagai umatnya...bukan istrinya yang diingat saat nyawa di ujung kepala, bukan juga anak2nya, bukan rumah dan harta yang ditinggalkan, bukan juga para sahabat yang senantiasa bersamanya dalam susah dan senang, tapi umatnya di masa depan....ia begitu mencintai kita sebagai umatnya,. .umat yang bahkan tidak mencintai beliau dengan sepenuh hati, umat yang bahkan tidak pernah mengikuti sunah2nya, umat yang bahkan membenci akan sunah2 beliau.......Ya Rasul betapa berdosanya umatMu ini padaMu......


Teman2...mulai dari diri sendiri, mulai dari hari ini, mulai dari sekarang...yuk, kita coba sama2 mencintai Rasul yang sudah mencintai kita sepenuh hati, dengan cara mengikuti Sunah2nya.....Insya Allah....
Jika kita mencintai Rasul,.berarti kita juga mencintai Allah...Insya Allah.....



Kirimkan kepada sahabat-sahabat muslim lainnya agar timbul kesadaran untuk mencintai Allah dan RasulNya. Seperti Allah dan Rasul mencintai kita semua.
Publisher: FK - 22.11

Minggu, 20 Juni 2010

, ,

Antara Wortel, Kopi dan Telur




Seorang anak mengeluh pada ayahnya mengenai kehidupannya dan menanyakan mengapa hidup ini terasa begitu berat baginya. Ia tidak tahu bagaimana menghadapinya dan hampir menyerah. Ia sudah lelah untuk berjuang. Sepertinya setiap kali satu masalah selesai, timbul masalah baru.

Ayahnya, seorang koki, membawanya ke dapur. Ia mengisi 3 panci dengan air dan menaruhnya di atas api.

Setelah air di panci-panci tersebut mendidih. Ia menaruh wortel di dalam panci pertama, telur di panci kedua dan ia menaruh kopi bubuk di panci terakhir. Ia membiarkannya mendidih tanpa berkata-kata. Si anak membungkam dan menunggu dengan tidak sabar, memikirkan apa yang sedang dikerjakan sang ayah. Setelah 20 menit, sang ayah mematikan api.

Ia menyisihkan wortel dan menaruhnya di mangkuk, mengangkat telur dan meletakkannya di mangkuk yang lain, dan menuangkan kopi di mangkuk lainnya.

Lalu ia bertanya kepada anaknya,

“Apa yang kau lihat, nak?”

"Wortel, telur, dan kopi” jawab si anak.

Ayahnya mengajaknya mendekat dan memintanya merasakan wortel itu. Ia melakukannya dan merasakan bahwa wortel itu terasa lunak. Ayahnya lalu memintanya mengambil telur dan memecahkannya. Setelah membuang kulitnya, ia mendapati sebuah telur rebus yang mengeras.

Terakhir, ayahnya memintanya untuk mencicipi kopi. Ia tersenyum ketika mencicipi kopi dengan aromanya yang khas. Setelah itu, si anak bertanya,

“Apa arti semua ini, Ayah?”

Ayahnya menerangkan bahwa ketiganya telah menghadapi ‘kesulitan’ yang sama, melalui proses perebusan, tetapi masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda.

Wortel sebelum direbus kuat, keras dan sukar dipatahkan. Tetapi setelah direbus, wortel menjadi lembut dan lunak. Telur sebelumnya mudah pecah. Cangkang tipisnya melindungi isinya yang berupa cairan. Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras. Bubuk kopi mengalami perubahan yang unik. Setelah berada di dalam rebusan air, bubuk kopi merubah air tersebut.

“Kamu termasuk yang mana?,”

tanya ayahnya. “Ketika kesulitan mendatangimu, bagaimana kau menghadapinya? Apakah kamu wortel, telur atau kopi?” Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu adalah wortel yang kelihatannya keras, tapi dengan adanya penderitaan dan kesulitan, kamu menyerah, menjadi lunak dan kehilangan kekuatanmu.”

“Apakah kamu adalah telur, yang awalnya memiliki hati lembut? Dengan jiwa yang dinamis, namun setelah adanya kematian, patah hati, perceraian atau pemecatan maka hatimu menjadi keras dan kaku. Dari luar kelihatan sama, tetapi apakah kamu menjadi pahit dan keras dengan jiwa dan hati yang kaku?.”

“Ataukah kamu adalah bubuk kopi? Bubuk kopi merubah air panas, sesuatu yang menimbulkan kesakitan, untuk mencapai rasanya yang maksimal pada suhu 100 derajat Celcius. Ketika air mencapai suhu terpanas, kopi terasa semakin nikmat.”

“Jika kamu seperti bubuk kopi, ketika keadaan menjadi semakin buruk, kamu akan menjadi semakin baik dan membuat keadaan di sekitarmu juga membaik.”

“Ada raksasa dalam setiap orang dan tidak ada sesuatupun yang mampu menahan raksasa itu kecuali raksasa itu menahan dirinya sendiri”

sumber: dudung.net
Publisher: FK - 00.34

Selasa, 30 Maret 2010

, , ,

Tentang Egois...

Mungkin kadang sulit menerima keputusan yang tak sesuai dengan keinginan kita.....

tapi, tahukah kalian? bahwasanya terkadang kita kurang memperhatikan segala sesuatu di sekeliling kita. Kita terlalu egois untuk memandang sekitar. Kita selalu terjebak dalam pikiran kita sendiri dan terkadang sulit untuk membukanya...

HILANGKAN KEEGOISAN DALAM DIRI

Tak ayal juga kadang kita merasa diri tak egois... Tapi, bukankah memaksakan diri juga egois?? Egois terhadap diri sendiri. Kadang kita tak memperdulikan apa yang hati kita inginkan. Terpengaruh apa yang dibicarakan orang, yang padahal kita belum tau bagaimana kenyataannya...


Orang bijak berkata :

Kita meminta kekuatan pada Allah, tapi Allah memberikan kesulitan untuk membuat kita kuat..
Kita meminta kebijaksanaan pada Allah, tapi Allah memberikan masalah untuk diselesaikan...
Kita meminta keberanian, Allah memberikan rintangan untuk diatasi...
Kita meminta cinta, Allah memberikan orang yang bermasalah untuk kita tolong...
Kita meminta kebaikan, Allah memberikan kesempatan...

"Mungkin kita tak akan menerima apa yang kita inginkan, tapi kita menerima apa yang kita Butuhkan"

Ucapkan ALHAMDULILLAH...

Masihkah kita tak memperhatikan sekitar??
buka matamu ... !!
Allah sangat sayang padamu, Ia tak memberikan apa yang kita inginkan karena suatu saat hal itu akan sirna...
Tapi Allah memberikan apa yang kita butuhkan, sebab dengan itulah hidup kita akan selaras kita akan selalu merasakan kasih sayang, kita akan menjadi lebih kuat, menjadi lebih bijak, menjadi lebih baik..
Publisher: FK - 10.07