Tampilkan postingan dengan label VMJ. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label VMJ. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 24 September 2011

,

only YOU

insyaAllah..
hanya Allah..
cuma Allah..
cukup Allah..
yang simpan semuanya

dari A-Z
dari 0-9

biar Allah yang atur :)

-nfk
Publisher: FK - 19.07

Senin, 28 Maret 2011

, ,

faithful ^_^

just want to share..
hanya selentingan yang lewat di kepala
gara - gara liat "sesuatu" yang menurut saya ga wajar

hmm..
mulai dari mana ya??
sebenernya dimulai dari status temen saya di FB
yang mungkin tertuju untuk "mantan pacarnya"

lagi- lagi yang dibahas, pasti ada kata "pacar"[untuk kesekian kalinya]

karena saya gak pernah pacaran
jadi ini hanya coretan seorang anak kecil *kalau ga pacaran ga dewasa ktanya, yang terserah mau dibaca atau ga*
intinya saya juga ga rugi nulis, cuma mau menyampaikan sesuatu aja

"setia"
mungkin itu ya, yang jadi pemikiran mereka - mereka yang [belum] sanggup putus dari pacarnya..
atau mungkin "masih sayang"
atau mungkin "blm ada pengganti"
*kasian banget sih*

Astaghfirullahaladzim..
satu yang perlu kalian sadari teman..
"Pacar kalian belum tentu jadi suami kalian"
salah satu kalimat saya yang saya ciptakan sendiri, yang jadi kutipan favorit saya :
"Jodoh dari lauh mahfuzh, takkan pernah bisa diganti oleh jodoh - jodoh dunia yang kita buat sendiri"
maksudnya,
jodoh kita udah ditentuin sama pencipta kita *jodoh dari lauh mahfuzh*
sekalipun kita pacaran, bahkan seserius apapun kita pacaran,
kalau gak jodoh, sehari sebelum menikahpun bisa dipisahkan *jodoh yang dibuat sendiri*

sebenernya saya kasian
tapi mau gimana?
apa yang ada di fikiran saya saat ini :
"apa susahnya sii ngelupain pacar? ga perlulah melupakan, ga perlulah membenci, hanya saja alihkan rasa cinta yang tanpa sadar "berlebih" pada yang lebih pantas, ga perlulah menyiksa diri sendiri dengan mencintai orang secara "berlebih" yang orangnya pun ga peduli sama kita"
Biasalah..
theory oriented
soalnya saya gak pernah prakteknya tapi saya tau bagaimana prakteknya..
simple.. jalanin teori yang ada, ikuti petunjuk yang tertera :)

sejujurnya
saya bukan gak tau perasaan orang yang pacaran
serius
bukannya gak ngerti
[katanya] sayangnya orang pacaran kadang melebihi sayang ke orangtua
[katanya] sayangnya orang pacaran seperti sayangnya suami istri *astaghfirullah*
[katanya] kalau suruh memilih, diri sendiri yang mati atau pacarnya, pilihannya diri sendiri.. *hello hidup masih panjang hei.. * #ini gak bisa dibilang itsar kan??
sejujur - jujurnya
saya mengerti perasaan teman2 saya
tapi kok saya merasa aneh ya
"setia" sama pacar
kalau saya boleh tanya
"lebih setia sama siapa? pacar atau Allah?"
kalau mereka pada jawab "Allah", saya tanya lagi
"setia sama Allah? kok bisa lebih sering telponan sama pacar, ketimbang shalat[bertemu Allah], ketimbang Ngaji, ketimbang Dzikir?"
"setia sama Allah? kok bisa lebih memikirkan si "dia" daripada Allah?"

gak munafik..
kalau ngeliat orang pacaran, adem ayem aja.. *serius, biasa aja
dan malah saya bangga karena gak pacaran..
kok bisa gtu?

mungkin setan lagi mencoba berbisik pada saya
tapinyaa, keinginan untuk pacaran insyaAllah udah dibuang jauh2
kecuali kalau udah nikah

jadi..
gimana ya..
pengen si enggak..
mau juga gak..
kadang di satu sisi mikir
"kalau pacaran makan terjamin mungkin" *dibayarin pacar
#deritaAnakKost #tragis
tapi kalau difikir - fikir
kasian juga anak orang.. sama - sama anak kost, sama - sama kere', sama - sama ga punya duit *sekalipun dia borju
tetep aja, duitnya masih punya "ORANGTUA"
kadang mikir juga
"mungkin kalau pacaran, blm makan diingetin makan"*di sms atau telepon
tapi kawan..
coba kita buka mata kita
Allah lebih sayang, dengan memberikan Alarm langsung di perut kita.. gak perlu nunggu telpon..!!

so, gak ada alasan untuk mendewakan yang namanya pacaran..
atau untuk memaksa pacaran.
apalagi cari - cari alasan untuk pacaran ^_^

“cintailah sesuatu itu dengan biasa-biasa saja, karena boleh jadi suatu saat nanti dia akan menjadi sesuatu yang kamu benci, dan bencilah sesuatu yang tidak kamu ketahui dengan biasa-biasa saja, karena boleh jadi suatu saat nanti dia akan menjadi sesuatu yang kamu cintai" (H.R. Bukhari, Abu Daud, Tirmizi, dan Ibnu Majah, dari Abu Hurairah)

untuk "kalian"
yang belum bisa melupakan "mantan pacar"
adakalanya kita perlu memaksa
mungkin kita perlu berusaha
untuk melakukan hal yang tak kita sukai (dalam hal ini melupakan mantan pacar)
bukan hanya untuk dia
ataupun untuk diri sendiri
tapi untuk semua
dan terutama untuk Allah
mungkin saya memang cuma bisa bicara
based on theory and just try the practice

tapi, insyaAllah hati kecil kalian tau mana yang lebih baik..

kita boleh setia..
dan sangat dianjurkan untuk setia..!!
tapi..
dengan siapa??
Allah dan Rasulnya juga dengan "seseorang" yang nantinya akan mencintai kita karena Allah, dan kita mencintainya karena Allah, yang sudah dihalalkan dalam ikatan pernikahan (suami) juga dengan sahabat kita dengan orang - orang yang mencintai kita karena Allah.

Inget...
bahkan udah khitbah, kalau belum di-sah-kan dengan ijab kabul, belum "HALAL"
jadi..
pandai - pandailah menjaga diri..

cuma kehilangan pacar kan?
bukan suami..
bahkan seorang istri yang kehilangan suaminya aja gak boleh berkabung lama2...
apalagi cuma kehilangan "pacar"

yang sudah berhasil putus dari pacarnya..
jangan berharap, atau cari - cari alasan untuk pacaran lagi deh..
kasian banget kalau masih ngarep sama yang belum pasti..
dan yang terpenting, dia juga manusia..
GAK PANTES berharap sama manusia..
BERHARAP CUMA SAMA ALLAH..




Publisher: FK - 06.09

Sabtu, 04 Desember 2010

, , ,

bicara cinta "lagi"


rasanya bukan kali ini saya menulis tentang hal yang 1 ini..
ya.. tak lain dan tak bukan...
"CINTA"

gimana ya? habisnya ini salah satu topik yang bikin mata ngantuk jadi melek..
perut laper langsung kenyang..
tenggorokan haus jadi hilang..
orang sakit jadi sehat..
orang malas jadi rajin..

bahasan yang bener - bener menggugah..
bahasan yang bener - bener membangkitkan gairah untuk menjadi pendengar yang baik..
apalagi sempet ngrumpi sama INTAN + NIRI masalah "jodoh" sebelumnya

dan lagi - lagi topik cinta disini bukan hanya cinta pada sang pencipta, tapi juga pada seorang "ikhwan"..
*nah looo

mungkin bagi akhwat, kita berfikir "ikhwan tuh makhluk planet mana sih?"
sikapnya.. sifatnya.. perilakunya.. tutur bahasanya.. semuanya dehh..
beda sama akhwat..!!*dari kodratnya emang begitu

dapet ilmu lagi saya mengenai "tipu muslihat syaiton dengan CINTA"

kalau seorang akhwat jatuh cinta
ucapkan ALHAMDULILLAH
kalau seorang akhwat jatuh cinta pada seorang ikhwan.. ucapkan ALHAMDULILLAH..
karena kita jatuh cinta pada lawan jenis "ikhwan", ketika banyak orang di luar yang justru mencintai sesama jenis..
kalau jatuh cinta karena keshalihan'nya, ucapkan ALHAMDULILLAH
karena kita jatuh cinta pada sosok shalihnya, pada agamanya, disaat banyak orang lain yang cinta karena kesalahan, cinta pada materi, cinta pada kedudukan
ketika seorang akhwat jatuh cinta ucapkan SUBHANALLAH
maha suci Allah yang telah menciptakan ia dengan begitu sempurnanya
lalu ucapkan SUBHANALLAH lagi
karena Allah menempatkan kita di lingkungan yang baik..
Terakhir ucapkan "ASTAGHFIRULLAHALAZIM"
karena bisa jadi, syaiton mengetahuinya dan tengah mempersiapkan taktik licik, guna mempermainkan hati kita yang sedang dimabuk cinta..
Syaiton dengan mudah membuat segala sesuatu yang ada dimata kita "INDAH" karena kita sedang jatuh cinta..
Dan cinta yang tak terkontrol pada lawan jenis, bisa menyebabkan kita buta akan dunia.. Bahkan kita lupa akan kewajiban kita pada Tuhan kita..
Astaghfirullahalazim..

contoh kecil : pacaran
syaiton dengan mudahnya membuat semua yang ada di mata kita indah,
indah bukan pada waktunya..
halah bukan pada mahromnya..
*kayaknya ga perlu dijelaskan lagi secara eksplisit yaa

sekarang "apa menikah juga ngejamin syaiton ga bakal ganggu??"
kata siapa syaiton ga ganggu?
justru syaiton paling takut, ketika ada 2 orang yang hendak menghalalkan hubungannya..
why?
karena dengan halalnya suatu hubungan ikhwan dan akhwat, berarti tertutup sudah 1 pintu maksiat, dan jika telah tertutup, syaiton akan semakin sulit untuk menjerumuskan manusia..
oleh karena itu, jangan kira orang yang akan menikah tak akan di ganggu oleh syaiton..
justru syaiton akan lebih takut jika melihat 2 orang yang akan menikah, sehingga ia membuka pintu - pintu maksiat lain..
sehingga jangan salah, jika ada seorang wanita yang kehilangan keperawanannya beberapa saat sebelum dihalalkan hubungannya dalam ijab qabul.. karena mereka lebih memilih masuk ke pintu - pintu yang dibukakan oleh syaitan, ketimbang tetap berjalan menuju pintu yang disediakan Allah..

inilah alasannya,.
kenapa para penyair mengatakan "cinta itu buta"
kenapa para pujangga mengatakan "cinta butakan dunia"

kadang aku ragu..
kadang aku masih terombang ambing dengan hatiku sendiri..
kadang aku masih sering tak yakin akan janji-Mu duhai Pemilik Cinta..
astaghfirullahalazim
tapi sekarang, entah kekuatan dari mana, entah keajaiban dari mana, aku semakin yakin..
"Jodoh takkan lari meski tak kau kejar"
karena kalau memang sudah waktunya, insyaALLAH..
akan Allah permudah jalan kita..

jodoh kita adalah orang yang tak jauh berbeda dengan kita..
kalau mau tau jodohmu, lihatlah dirimu sendiri
"Jadi yang terbaik, untuk dapatkan yang terbaik"

So, apa salahnya menunggu?
ups,.. bukan menunggu aja..
tapi menahan..
dan menyimpan..
hingga waktunya tiba..
daripada justru akan mengotori hati kita, dan nantinya hanya akan mencorengkan aib di wajah kita??
dan yang lebih parah, akan menghancurkan ukhuwah yang telah susah payah kita bangun..
So.. perbaikan diri untuk kebaikan kedepannya "that' the conclusion"
Publisher: FK - 21.28

Jumat, 26 November 2010

, , ,

all about love

saya nemu ini nih..!!

sok mangga dibaca yahh..

=============================================================


ijinkanlah saya berbagi dalam goresan tulisan ini…jika menurut teman-teman, baik…maka ambillah…dan jika menurut teman-teman, buruk…maka tinggalkanlah….

saudaraku….

wanita muslimah…laksana bunga….yang menawan…wanita muslimah yang sholehah….bagaikan sebuah perhiasan yang tiada ternilai harganya….Begitu indah…begitu berkilau…begitu menentramkan…

teramat banyak yang ingin meraih bunga tersebut…namun tentunya….tak sembarang orang berhak meraihnya….menghirup sarinya….

hanya yang dia yang benar-benar terpilihlah…yang dapat memetiknya…yang dapat meraih pesonanya…dengan harga mahal yang teramat suci…sebuah ikatan amat indah…bernama pernikahan…karena itu…sebelum saatmu tiba….janganlah engkau biarkan seorang muslimah layu sebelum masanya…jangan kau menjadikan serigala liar membuatnya bahan permainan dalam keisenganmu…Jangan kau biarkan ia permainkan hatimu yang rapuh….atas nama taaruf…atas nama cinta…

Ya…atas nama cinta…jangan kau biarkan ia permainkan hatimu yang rapuh….atas nama taaruf…atas nama cinta

Kau tau saudaraku…??Jika seseorang jatuh cinta….maka cinta akan membungkus seluruh aliran darahnya…membekuknya dalam jari-jarinya…dan menutup semua mata…hati dan pikirannya….Membuat seseorang lupa akan prinsipnya….Membuat seseorang lupa akan besarnya fitnah ikhwan-akhwat…Membuat seseorang lupa akan apa yang benar dan apa yang seharusnya ia hindarkan…Membuat seseorang itu lupa akan apa yang telah ia pelajari sebelumnya tentang batasan-batasan pergaulan ikhwan akhwat…Membuat seseorang menyerahkan apapun…supaya orang yang ia cintai…”bahagia” atau ridho terhadap apa yang ia lakukan…

Membuat orang tersebut lupa…bahwa….cinta mereka belum tentu akan bersatu dalam pernikahan….

Ya saudaraku….akhi fillah…

Jangan sampai cinta menjerumuskanmu dalam lubang yang telah engkau tutup rapat sebelumnya…

Karena itu…jika engkau mulai menyadari adanya benih-benih cinta mulai tertanam lembut dalam hatimu yang rapuh…segeralah…buat sebuah benteng yang tebal…yang kokoh…Tanam rumput beracun disekelilingnya…Pasang semak berduri di muara-muaranya

Cinta sejati hanyalah pada Rabbul Izzati. Cinta yang takkan bertepuk sebelah tangan. Namun Allah tidak egois mendominasi cinta hamba-Nya. Dia berikan kita cinta kepada anak, istri, suami, orang tua, kaum muslimin…

Cinta begitu dasyat pengaruhnya…jika engkau tau….Karena itu…jika engkau mulai menyadari adanya benih-benih cinta mulai tertanam lembut dalam hatimu yang rapuh…segeralah…buat sebuah benteng yang tebal…yang kokoh…Tanam rumput beracun disekelilingnya…Pasang semak berduri di muara-muaranya….

Berlarilah menjauhinya…menjauhi orang yang kau cintai….Buat jarak yang demikian lebar padanya….

jangan kau berikan ia kesempatan untuk menjajaki hatimu…

Biarlah air mata mengalir untuk saat ini…Karena kelak yang akan kalian temui adalah kebahagiaan…biarlah sakit ini untuk sementara waktu…biarlah luka ini mengering dengan berjalannya kehidupan…

Karena…cinta tidak lain akan membuat kalian sendiri yang menderita…Kalian sendiri…

Saudaraku…. tentunya sudah mengerti dan paham…bagaimana rasanya jika sedang jatuh cinta…jika dia jauh..kita merasa sakit karena rindu…jika ia dekat…kita merasa sakit…karena takut kehilangan….

padahal…ia belum halal untukmu…dan mungkin tidak akan pernah menjadi yang halal…

karena itu…jauhilah ia…jangan kau biarkan dia menanamkan benih-benih cinta di hatimu….dan kemudian mengusik hatimu…jangan kau biarkan dia mempermainkanmu dalam kisah yang bernama cinta…

maka…bayangkanlah keadaan ini…tentang istrimu kelak…

saudaraku…..sukakah engkau..??apabila saat ini ternyata istrimu (kelak) sedang memikirkan pria yang itu bukan engkau..???

sukakah engkau..??bila ternyata istrimu (kelak) saat ini tengah mengobrol akrab…tertawa riang…becanda…saling menatap…saling menggoda…saling mencubit…saling memandang dengan sangat…saling menyentuh…???dan bahkan lebih dari itu…??

sukakah engkau saudaraku…??

sukakah engkau bila ternyata saat ini istrimu (kelak) sedang jalan bersama pria lain yang itu bukan engkau…??sukakah engkau…??bila saat ini istrimu (kelak) tengah berpikir dan merencanakan pertemuan berikutnya…??tengah disibukkan oleh rencana-rencana…apa saja yang akan ia lakukan bersama pria itu…??

tidak cemburukah engkau temanku..??bila saat ini istrimu (kelak) sedang makan bareng bersama pria lain…istrimu (kelak) saat ini sedang digoda oleh pria-pria….istrimu (kelak) sedang ditelepon dengan mesra…istrimu (kelak) saat ini sedang curhat dengan pria… yang berkata…”aku tak bisa jika sehari tak mengobrol denganmu…”

tidak cemburukah…?? tidak cemburukah…?? tidak cemburukaaaaahhhhhhhh……???

tidak terasa bagaimanakah..jika istrimu (kelak) saat ini tengah beradu pandangan…bercengkrama..bercerita tentang masa depannya…dengan pria lain yang bukan engkau…???

sukakah engkau kiranya istrimu (kelak) saat ini tidak bisa tidur karena memikirkan pria tersebut…??menangis untuk pria tersebut…??dan berkata dengan hati hancur…”aku sangat mencintamu…aku sangat mencintaimu…???”tidak patah hatikah engkau…???sukakakah engkau bila istrimu (kelak ) berkata pada pria lain..”tidak ada orang yang lebih aku cintai selain engkau…??”menyebut pria tersebut dalam doanya…memohon pada Allah supaya pria tersebut menjadi suaminya…

dan ternyata engkaulah yang kelak akan jadi suaminya…..dan bukan pria tersebut…???

jika engkau tidak suka akan hal itu…jika engkau merasa cemburu….maka demikian halnya dengan istrimu (kelak)…

dan…Allah jauh lebih cemburu daripada istrimu….Allah lebih cemburu…saudaraku…melihat engkau sendirian…namun pikirannmu enggan berpindah dari wanita yang telah mengusik hatimu tersebut….

saudaraku….kalian percaya takdir bukan..?

saudaraku….kalian percaya takdir bukan..?

apabila dua orang telah digariskan untuk dapat hidup bersama…maka…sejauh apapun mereka…sebanyak apapun rintangan yang menghalangi…sebesar apapun beda diantara mereka…sekuat apapun usaha dua orang tersebut untuk menghindarkannya…

meski mereka tidak pernah komunikasi sebelumnya…meski mereka sama sekali tidak pernah membayangkan sebelumnya…meski mereka tidak pernah saling bertegur sapa…

PASTI tetap saja mereka akan bersatu….seakan ada magnet yang menarik mereka…akan ada hal yang datang…untuk menyatukan mereka berdua….akan ada suatu kejadian…yang membuat mereka saling mendekat…dan akhirnya bersatu…

namun…apabila dua orang telah ditetapkan untuk tidak berjodoh…maka…sebesar apapun usaha mereka untuk saling mendekat…sekeras apapun upaya orang disekitar mereka untuk menyatukannya…sekuat apapun perasaan yang ada diantara mereka berdua…sebanyak apapun komunikasi diantara mereka sebelumnya…sedekat apapun…

PASTI…akan ada hal yang membuat mereka akhirnya saling menjauh…ada hal yang membuat mereka saling merasa tidak cocok…ada hal yang membuat mereka saling menyadari bahwa memang bukan dia yang terbaik….ada kejadian yang menghalangi mereka untuk bersatu…

bahkan ketika mereka mungkin telah menetapkan tanggal pernikahan…

namun…yang perlu dicatat disini adalah…yakinlah…bahwa yang diberikan oleh Allah…yakinlah…bahwa yang digariskan oleh Allah…yakinlah…bahwa yang telah ditulis oleh Allah dalam KitabNya..adalah…yang terbaik untuk kita….adalah….yang paling sesuai untuk kita…adalah…yang paling membuat kita merasa bahagia,,,,

karena Dialah…yang paling mengerti kita…lebih dari kita sendiri…Dialah…yang paling menyayangi kita…Dialah…yang paling mengetahui apa-apa yang terbaik untuk kita…sementara kita hanya sedikit saja mengetahuinya…dan itupun hanya berdasarkan pada persangkaan kita…

dan….yang perlu kita catat juga adalah…JIKA KITA TIDAK MENDAPATKAN SUATU HAL YANG KITA INGINKAN…ITU BUKAN BERARTI BAHWA KITA TIDAK PANTAS UNTUK MENDAPATKANNYA….NAMUN JUSTRU BERARTI BAHWA…KITA PANTAS…KITA PANTAS MENDAPATKAN YANG LEBIH BAIK DARI HAL TERSEBUT…KITA PANTAS MENDAPATKAN YANG LEBIH BAIK…SAUDARAKU….LEBIH BAIK….meskipun saat ini…mata manusia kita tidak memahaminya…meskipun saat itu…perasaan kita memandangnya dengan sebelah mata…meskipun saat itu…otak kita melihatnya sebagai sesuatu yang buruk….

Tidak…jangan terburu-buru menvonis bahwa engkau telah diberikan sesuatu yang buruk….bahwa engkau tidak pantas….karena kelak…engkau akan menyadarinya…engkau akan menyadarinya perlahan…bahwa apa yang telah hilang darimu….bahwa apa yang tidak engkau dapatkan….bukanlah yang terbaik untukmu…bukanlah yang pantas untukmu…bukanlah sesuatu yang baik ,,,,untukmu….

karena itu…saudaraku…jangan mubazirkan perasaanmu…air matamu…waktumu….jangan kau umbar semua perasaan cintamu ketika engkau tengah menjalin proses taarufan…jangan kau umbar semua kekuranganmu…jangan kau ceritakan semuanya…jangan kau terlalu ngotot ingin dengannya…jika engkau mencintainya…karena belum tentu dia adalah jodohmu…pun jangan takut bila ternyata kalian tidak merasa cocok…karena Allah telah menetapkan yang terbaik untuk kalian…

maka…memohonlah padaNya…mintalah padanya diberikan petunjuk…dan dijauhkan dari segala godaan yang ada…karena…cinta sebelum pernikahan…pada hakekatnya adalah sebuah cobaan yang berat…

Dan…percayalah…jodoh itu tidak ada kaitannya dengan banyak sedikitnya kenalan…banyak sedikitnya teman perempuan

sama sekali tidak…karena jika laki-laki yang terjaga maka Allahlah yang akan mengirimkan pendamping untuknya…karena laki-laki yang terjaga adalah laki-laki yang banyak didamba oleh seorang akhwat sejati…jadi…jagalah dirimu…hatimu…kehormatanmu…sebelum saatnya tiba…

perbanyak bekalmu…dan doamu…yakinlah…bahwa Allah yang akan memilihkan yang terbaik untukmu…amien…

*Ya Allah…karuniakanlah kami seorang pasangan yang sholeh…yang menjaga dirinya…yang menjaga hatinya hanya untuk yang halal baginya…yang senantiasa memperbaiki dirinya…yang senantiasa berusaha mengikuti sunnah Rasulullah…yang baik akhlaknya…yang menerima kami apa adanya…yang akan membawa kami menuju Jannah Mu Ya Rabb…

kabulkan ya Allah…aamiin…dan segerakanlah…karena hati kami teramat lemah…dan cinta sebelum menikah adalah sebuah cobaan yang berat…


sumber : klik disini

Publisher: FK - 14.17

Kamis, 04 November 2010

, ,

Mencintai Sejantan Ali

Kisah ini diambil dari buku Jalan Cinta Para Pejuang, Salim A.Fillah
chapter aslinya berjudul “Mencintai sejantan ‘Ali”

Ada rahasia terdalam di hati ‘Ali yang tak dikisahkannya pada siapapun. Fathimah. Karib kecilnya, puteri tersayang dari Sang Nabi yang adalah sepupunya itu, sungguh memesonanya. Kesantunannya, ibadahnya, kecekatan kerjanya, parasnya. Lihatlah gadis itu pada suatu hari ketika ayahnya pulang dengan luka memercik darah dan kepala yang dilumur isi perut unta. Ia bersihkan hati-hati, ia seka dengan penuh cinta. Ia bakar perca, ia tempelkan ke luka untuk menghentikan darah ayahnya.

Semuanya dilakukan dengan mata gerimis dan hati menangis. Muhammad ibn ’Abdullah Sang Tepercaya tak layak diperlakukan demikian oleh kaumnya! Maka gadis cilik itu bangkit. Gagah ia berjalan menuju Ka’bah. Di sana, para pemuka Quraisy yang semula saling tertawa membanggakan tindakannya pada Sang Nabi tiba-tiba dicekam diam. Fathimah menghardik mereka dan seolah waktu berhenti, tak memberi mulut-mulut jalang itu kesempatan untuk menimpali. Mengagumkan!

‘Ali tak tahu apakah rasa itu bisa disebut cinta. Tapi, ia memang tersentak ketika suatu hari mendengar kabar yang mengejutkan. Fathimah dilamar seorang lelaki yang paling akrab dan paling dekat kedudukannya dengan Sang Nabi. Lelaki yang membela Islam dengan harta dan jiwa sejak awal-awal risalah. Lelaki yang iman dan akhlaqnya tak diragukan; Abu Bakr Ash Shiddiq, Radhiyallaahu ’Anhu.

”Allah mengujiku rupanya”, begitu batin ’Ali.

Ia merasa diuji karena merasa apalah ia dibanding Abu Bakr. Kedudukan di sisi Nabi? Abu Bakr lebih utama, mungkin justru karena ia bukan kerabat dekat Nabi seperti ’Ali, namun keimanan dan pembelaannya pada Allah dan RasulNya tak tertandingi. Lihatlah bagaimana Abu Bakr menjadi kawan perjalanan Nabi dalam hijrah sementara ’Ali bertugas menggantikan beliau untuk menanti maut di ranjangnya.

Lihatlah juga bagaimana Abu Bakr berda’wah. Lihatlah berapa banyak tokoh bangsawan dan saudagar Makkah yang masuk Islam karena sentuhan Abu Bakr; ’Utsman, ’Abdurrahman ibn ’Auf, Thalhah, Zubair, Sa’d ibn Abi Waqqash, Mush’ab.. Ini yang tak mungkin dilakukan kanak-kanak kurang pergaulan seperti ’Ali.

Lihatlah berapa banyak budak Muslim yang dibebaskan dan para faqir yang dibela Abu Bakr; Bilal, Khabbab, keluarga Yassir, ’Abdullah ibn Mas’ud.. Dan siapa budak yang dibebaskan ’Ali? Dari sisi finansial, Abu Bakr sang saudagar, insya Allah lebih bisa membahagiakan Fathimah.

’Ali hanya pemuda miskin dari keluarga miskin. ”Inilah persaudaraan dan cinta”, gumam ’Ali.

”Aku mengutamakan Abu Bakr atas diriku, aku mengutamakan kebahagiaan Fathimah atas cintaku.”

Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan atau mempersilakan. Ia adalah keberanian, atau pengorbanan.

Beberapa waktu berlalu, ternyata Allah menumbuhkan kembali tunas harap di hatinya yang sempat layu.

Lamaran Abu Bakr ditolak. Dan ’Ali terus menjaga semangatnya untuk mempersiapkan diri. Ah, ujian itu rupanya belum berakhir. Setelah Abu Bakr mundur, datanglah melamar Fathimah seorang laki-laki lain yang gagah dan perkasa, seorang lelaki yang sejak masuk Islamnya membuat kaum Muslimin berani tegak mengangkat muka, seorang laki-laki yang membuat syaithan berlari takut dan musuh- musuh Allah bertekuk lutut.

’Umar ibn Al Khaththab. Ya, Al Faruq, sang pemisah kebenaran dan kebathilan itu juga datang melamar Fathimah. ’Umar memang masuk Islam belakangan, sekitar 3 tahun setelah ’Ali dan Abu Bakr. Tapi siapa yang menyangsikan ketulusannya? Siapa yang menyangsikan kecerdasannya untuk mengejar pemahaman? Siapa yang menyangsikan semua pembelaan dahsyat yang hanya ’Umar dan Hamzah yang mampu memberikannya pada kaum muslimin? Dan lebih dari itu, ’Ali mendengar sendiri betapa seringnya Nabi berkata, ”Aku datang bersama Abu Bakr dan ’Umar, aku keluar bersama Abu Bakr dan ’Umar, aku masuk bersama Abu Bakr dan ’Umar..”

Betapa tinggi kedudukannya di sisi Rasul, di sisi ayah Fathimah. Lalu coba bandingkan bagaimana dia berhijrah dan bagaimana ’Umar melakukannya. ’Ali menyusul sang Nabi dengan sembunyi-sembunyi, dalam kejaran musuh yang frustasi karena tak menemukan beliau Shallallaahu ’Alaihi wa Sallam. Maka ia hanya berani berjalan di kelam malam. Selebihnya, di siang hari dia mencari bayang-bayang gundukan bukit pasir. Menanti dan bersembunyi.

’Umar telah berangkat sebelumnya. Ia thawaf tujuh kali, lalu naik ke atas Ka’bah. ”Wahai Quraisy”, katanya. ”Hari ini putera Al Khaththab akan berhijrah. Barangsiapa yang ingin isterinya menjanda, anaknya menjadi yatim, atau ibunya berkabung tanpa henti, silakan hadang ’Umar di balik bukit ini!” ’Umar adalah lelaki pemberani. ’Ali, sekali lagi sadar. Dinilai dari semua segi dalam pandangan orang banyak, dia pemuda yang belum siap menikah. Apalagi menikahi Fathimah binti Rasulillah! Tidak. ’Umar jauh lebih layak. Dan ’Ali ridha.

Cinta tak pernah meminta untuk menanti.
Ia mengambil kesempatan.
Itulah keberanian.
Atau mempersilakan.
Yang ini pengorbanan.

Maka ’Ali bingung ketika kabar itu meruyak. Lamaran ’Umar juga ditolak.

Menantu macam apa kiranya yang dikehendaki Nabi? Yang seperti ’Utsman sang miliarderkah yang telah menikahi Ruqayyah binti Rasulillah? Yang seperti Abul ’Ash ibn Rabi’kah, saudagar Quraisy itu, suami Zainab binti Rasulillah? Ah, dua menantu Rasulullah itu sungguh membuatnya hilang kepercayaan diri.

Di antara Muhajirin hanya ’Abdurrahman ibn ’Auf yang setara dengan mereka. Atau justru Nabi ingin mengambil menantu dari Anshar untuk mengeratkan kekerabatan dengan mereka? Sa’d ibn Mu’adzkah, sang pemimpin Aus yang tampan dan elegan itu? Atau Sa’d ibn ’Ubaidah, pemimpin Khazraj yang lincah penuh semangat itu?

”Mengapa bukan engkau yang mencoba kawan?”, kalimat teman-teman Ansharnya itu membangunkan lamunan. ”Mengapa engkau tak mencoba melamar Fathimah? Aku punya firasat, engkaulah yang ditunggu-tunggu Baginda Nabi.. ”

”Aku?”, tanyanya tak yakin.

”Ya. Engkau wahai saudaraku!”

”Aku hanya pemuda miskin. Apa yang bisa kuandalkan?”

”Kami di belakangmu, kawan! Semoga Allah menolongmu!”

’Ali pun menghadap Sang Nabi. Maka dengan memberanikan diri, disampaikannya keinginannya untuk menikahi Fathimah. Ya, menikahi. Ia tahu, secara ekonomi tak ada yang menjanjikan pada dirinya. Hanya ada satu set baju besi di sana ditambah persediaan tepung kasar untuk makannya. Tapi meminta waktu dua atau tiga tahun untuk bersiap-siap? Itu memalukan! Meminta Fathimah menantikannya di batas waktu hingga ia siap? Itu sangat kekanakan. Usianya telah berkepala dua sekarang.

”Engkau pemuda sejati wahai ’Ali!”, begitu nuraninya mengingatkan. Pemuda yang siap bertanggungjawab atas cintanya. Pemuda yang siap memikul resiko atas pilihan- pilihannya. Pemuda yang yakin bahwa Allah Maha Kaya. Lamarannya berjawab, ”Ahlan wa sahlan!” Kata itu meluncur tenang bersama senyum Sang Nabi.

Dan ia pun bingung. Apa maksudnya? Ucapan selamat datang itu sulit untuk bisa dikatakan sebagai isyarat penerimaan atau penolakan. Ah, mungkin Nabi pun bingung untuk menjawab. Mungkin tidak sekarang. Tapi ia siap ditolak. Itu resiko. Dan kejelasan jauh lebih ringan daripada menanggung beban tanya yang tak kunjung berjawab. Apalagi menyimpannya dalam hati sebagai bahtera tanpa pelabuhan. Ah, itu menyakitkan.

”Bagaimana jawab Nabi kawan? Bagaimana lamaranmu?”

”Entahlah..”

”Apa maksudmu?”

”Menurut kalian apakah ’Ahlan wa Sahlan’ berarti sebuah jawaban!”

”Dasar tolol! Tolol!”, kata mereka,

”Eh, maaf kawan.. Maksud kami satu saja sudah cukup dan kau mendapatkan dua! Ahlan saja sudah berarti ya. Sahlan juga. Dan kau mendapatkan Ahlan wa Sahlan kawan! Dua-duanya berarti ya !”

Dan ’Ali pun menikahi Fathimah. Dengan menggadaikan baju besinya. Dengan rumah yang semula ingin disumbangkan ke kawan-kawannya tapi Nabi berkeras agar ia membayar cicilannya. Itu hutang.

Dengan keberanian untuk mengorbankan cintanya bagi Abu Bakr, ’Umar, dan Fathimah. Dengan keberanian untuk menikah. Sekarang. Bukan janji-janji dan nanti-nanti.

’Ali adalah gentleman sejati. Tidak heran kalau pemuda Arab memiliki yel, “Laa fatan illa ‘Aliyyan! Tak ada pemuda kecuali Ali!” Inilah jalan cinta para pejuang. Jalan yang mempertemukan cinta dan semua perasaan dengan tanggung jawab. Dan di sini, cinta tak pernah meminta untuk menanti. Seperti ’Ali. Ia mempersilakan. Atau mengambil kesempatan. Yang pertama adalah pengorbanan. Yang kedua adalah keberanian.

Dan ternyata tak kurang juga yang dilakukan oleh Putri Sang Nabi, dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa suatu hari (setelah mereka menikah) Fathimah berkata kepada ‘Ali, “Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu. Aku pernah satu kali jatuh cinta pada seorang pemuda ”

‘Ali terkejut dan berkata, “kalau begitu mengapa engkau mau manikah denganku? dan Siapakah pemuda itu?”

Sambil tersenyum Fathimah berkata, “Ya, karena pemuda itu adalah Dirimu”

Kemudian Nabi saw bersabda: “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla memerintahkan aku untuk menikahkan Fatimah puteri Khadijah dengan Ali bin Abi Thalib, maka saksikanlah sesungguhnya aku telah menikahkannya dengan maskawin empat ratus Fidhdhah (dalam nilai perak), dan Ali ridha (menerima) mahar tersebut.”

Kemudian Rasulullah saw. mendoakan keduanya:

“Semoga Allah mengumpulkan kesempurnaan kalian berdua, membahagiakan kesungguhan kalian berdua, memberkahi kalian berdua, dan mengeluarkan dari kalian berdua kebajikan yang banyak.” (kitab Ar-Riyadh An-Nadhrah 2:183, bab4).

sumber : http://muhammad-abid.blogspot.com/2010/08/kisah-cinta-ali-fatimah.html
Publisher: FK - 23.20

Rabu, 20 Oktober 2010

,

karena ia berbeda

orang menilai orang lain karena kebaikannya..
karena kekayaannya..
karena apapun yang ada dalam dirinya..

tapi.,..
aku menilainya karena ia berbeda..
karena ia spesial..
karena ia tak sama seperti yang lain...
Publisher: FK - 09.50

Jumat, 23 Juli 2010

, , , , ,

Indah Cinta dalam DIAM




"Sekalipun cinta telah kuuraikan dan kujelaskan panjang
lebar.
Namun jika cinta kudatangi aku jadi malu pada
keteranganku sendiri.
Meskipun lidahku telah mampu menguraikan dengan
terang.
Namun tanpa lidah,
cinta ternyata lebih terang
Sementara pena begitu tergesa-gesa menuliskannya
Kata-kata pecah berkeping-keping begitu sampai
kepada cinta
Dalam menguraikan cinta, akal terbaring tak berdaya
Bagaikan keledai terbaring dalam lumpur
Cinta sendirilah yang menerangkan cinta
Dan percintaan!"
- KCB -

http://www.smileycodes.info

Puisi yang menyadarkanku tentang apa itu cinta..
cinta yang hakiki hanyalah milik ALLAH semata..
ketika kita mencintai seseorang, tanamkanlah dalam hatimu, kalau kau mencintai orang itu karena ALLAH..
DIAM..
biarkan waktu mengalir bagai air sejuk yang menuruni bukit..
Diammu menjagamu dari zina hati..
Diammu menghindarkanmu dari perbuatan yang dapat merusak akhlakmu..
Bait indah yang menyarankan kita untuk diam..
diam bukan berarti membatu..
tapi, lebih kepada kita menjaga akhlak kita, menjaga sikap kita, jan menjaga kehormatan kita..
diam..
tak mengumbar rasa cinta kita pada orang lain..
cukup ALLAH yang tahu..
sebab kadang, kita sulit membedakan mana itu cinta..


Rasulullah saw bersabda, ”Barangsiapa jatuh cinta, lalu menyembunyikan cinta, menahan diri, bersabar, lalu meninggal dunia, maka dia mati syahid.” (HR Ibnu Abbas)

Demikian rasulullah bersabda..

Allah Al-Badii' Maha Indah..
Ia-lah yang menciptakan keindahan..
Ia-lah yang mengubah ulat kecil menjadi kupu - kupu yang indah..
Ia-lah yang mengubah sakit menjadi sehat..
Ia-lah yang mengubah sedih jadi senang..
Ia-lah yang mengubah hujan jadi pelangi..

Tidak sulit bagi ALLAH untuk menciptakan suatu keindahan..
Mudah bagi Allah untuk membolak - balikkan hati kita..

Diamlah..
biarkan cinta dalam diammu hanya kau dan ALLAH Al-Aliim yang mengetahuinya..
Publisher: FK - 10.19